Jumat, 03 Mei 2013

Keadilan Allah


Seorang kawan bertanya dengan nada mengeluh.
“Dimana keadilan ALLAH?”, Ujarnya. “Telah lama aku memohon
dan meminta padaNya satu hal saja. Kuiringi semua itu
dengan segala kataatan padaNya. Kujauhi segala larangannya.
Aku baca KalamNya. Aku upayakan sepenuh kemampuan mengikuti jejak utusannya.
tapi hingga kini ALLAH belum mewujudkan harapanku itu. Sama sekali.”

Saya menatapnya iba. Lalu tertunduk sedih.
“Padahal,” lanjutnya sambil kini berkaca-kaca.
”Ada teman lain yang aku tahu ibadahnya berantakan.
Wajib nya tak utuh. Sunnahnya tak tersentuh. Akhlaknya kacau.
Otaknya kotor. Bicaranya bocor. tapi begitu dia berkata
bahwa dia menginginkan sesuatu, hari berikutnya segalanya telah tersaji.
Semua yang dia minta didapatkan. Dimana keadilan ALLAH?”

Rasanya saya punya banyak kata-kata untuk manghakiminya.
Saya bisa saja mengatakan “Kamu sombong.
Kamu bangga diri dengan ibadahmu.
Kamu menganggap hina orang lain.
Kamu tertipu oleh kebaikanmu sebagaimana iblis
telah terlena! Jangan heran kalau doamu tidak diijabah.
Kesombonganmu telah menghapus segala kebaikan.
Nilai dirimu hanya anai-anai beterbangan.
Mungkin kawan yang kau rendahkan jauh lebih tinggi
kedudukannya di sisi ALLAH karena dia merahasiakan amalnya!”

Saya bisa mngucapkan itu semua. Atau banyak kalimat kebenaran lainnya.
maka saya memilih sudut pandang lain yang saya harap lebih bermakna baginya
daripada Ia terluka. Saya khawatir, luka akan bertahan jauh lebih lama daripada kesadarannya.  
Maka saya katakan padanya,
“Pernahkan engkau di datangi pengamen?”
“Maksudmu?”
 “ya, pengamen,” lanjut saya seiring senyum, “pernah?”
 “iya. Pernah” wajahnya serius. matanya menatap saya lekat-lekat.
 “Bayangkan jika pengamennya adalah seorang yang berpenampilan seram,
bertato, bertindik, dan wajahnya garang mengerikan.
Nyanyiannya lebih mirip teriakan yang memekakkan telinga.
Suaranya kacau, balau, parau, sumbang, dan cemprang.
Lagunya malah menyakitkan ulu hati,
sama sekali tak dapat dinikmati.
Apa yang akan kau lakukan?”
“Segera kuberi uang,” jawabnya,
“Agar segera berhenti menyanyi dan cepat-cepat pergi.” 

 “Lalu bagaimana jika pengamen itu bersuara emas,
mirip pasha ungu atau ariel noah yang kau suka,
menyanyi dengan sopan dan penampilannya rapi lagi wangi; apa yang kau lakukan?”
“Kudengarkan, kunikmati hingga akhir lagu,” dia menjawab sambil memejamkan mata,
mungkin membayangkan kemerduan yang dicanduinya itu.
“Lalu kuminta dia menyanyikan lagu yang lain lagi. Tambah lagi. dan lagi” 

 Saya tertawa.
Dia tertawa.
“Kau mengerti kan?” tanya saya.
“Bisa saja ALLAH juga berlaku begitu pada kita, para hambaNya.
JIka ada manusia yang fasik, keji, mungkar, banyak dosa,
dan dibenciNya berdoa memohon padaNya, mungkin akan
Dia firmankan pada malaikat : Cepat berikan apa yang dia minta.
Aku muak mendengar ocehannya. Aku benci menyimak suaranya.
Aku risi mendengar pintanya!”

“Tapi,” saya melanjutkan sambil memastikan dia mencerna setiap kata,
“Bila yang menadahkan tangan adalah hamba yang dicintaiNya,
yang giat beribadah, yang rajin bersedekah, yang mengerjakan perintahnya
maka mungkin saja ALLAH akan berfirman pada malaikatNya :
Tunggu! Tunda dulu apa yang menjadi hajatnya.
Sungguh Aku bahagia bila diminta. Dan biarlah hambaKu ini terus meminta,
terus berdoa, terus menghiba. Aku menyukai doa-doanya.
Aku menyukai kata-kata dan tangis isaknya.
Aku menyukai khusyuk dan tunduknya.
Aku menyukai puja dan puji yang dilantunkannya.
Aku tak ingin dia menjauh dariKu setelah mendapat apa yang dia pinta.
Aku mencintai-Nya.”

“Oh ya?” matanya berbinar. “Betul demikiankah yang terjadi padaku?”
“Hm… Pastinya aku tak tahu,” jawab saya sambil tersenyum.
dia terkejut. segera saya sambung sambil menepuk pundak-nya,
“aku hanya ingin kau berbaik sangka.”
Dan dia tersenyum. 

Ada banyak hal yang tak pernah kita minta
tapi ALLAH tiada lupa menyediakan untuk kita
seperti nafas sejuk, air segar, hangat mentari,
dan kicau burung yang mendamai hati
jika demikian, atas doa-doa yang kita panjatkan
bersiaplah untuk diijabah lebih dari apa yang kita mohonkan

# Cerita motivasi :)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar